Wednesday, May 8, 2013

kependudukan di Indonesia

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan kalau tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.

"Tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso

Angka yang cukup tinggi ini dinilai Sudibyo disebabkan oleh beberapa faktor penting. Menurut Sudibyo, situasi kependudukan Indonesia dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Dinamika.

Secara Kualitas, Sudibyo menilai bukan hanya pengaruh jumlah saja yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk tetapi juga secara struktur dan penyebaran.

"Jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 sekitar 230 juta jiwa. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penduduk bukan hanya berdasarkan faktor jumlah tapi juga struktur dan persebaran," jelas Sudibyo.

Struktur ini dipengaruhi oleh Triple Burden, yaitu jumlah usia sekolah dan balita sebesar 28,87%, angkatan kerja 63,54%, dan lansia (lanjut usia) mencapai 7,59%. Sudibyo menilai kalau jumlah ini akan terus meningkat terutama lansia yang saat ini sudah menembus angka 17 juta jiwa.

Kemudian, faktor lainnya dalam kuantitatif adalah pesebaran. Menurut Sudibyo, penyebaran penduduk Indonesia masih terfokus di pulau Jawa.

"Penyebaran penduduk Indonesia masih menggunakan data sensus tahun 2010, masih konsen di pulau Jawa. Walaupun otonomi sudah dilakukan selama 10 tahun sejak tahun 2000 hingga 2010, hanya sekitar 2% orang Jawa yang pergi keluar pulau lain seperti Papua dan Sumatera," jelas Sudibyo yang ditemui di Kantor BKKBN, Senin (25/2/2013).

Sementara itu, faktor lainnya selain kuantitas adalah kualitas yang mencakup kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.

"Hal ini juga penting karena Indonesia masih berada di urutan 124 dari 187 untuk kualitas Sumber Daya Manusia," ungkapnya.

Setelah mengetahui faktor tersebut, Sudibyo menyampaikan kalau masalah dalam kependudukan di Indonesia ini adalah tingkat fertilitas dan mortalitas yang masih stagnan.

"Angka kelahiran dan kematian bayi yang terus meningkat tidak sejalan dengan pasangan yang menggunakan program Keluarga Berencana," jelasnya.

Hal ini dibuktikan dengan data unmeet need (kenaikan jumlah pasangan yang sudah tidak ingin menggunakan KB lagi, tapi fasilitasnya tidak terlayani dengan baik). Kenaikan ini menurut Sudibyo untuk di Jakarta masih tinggi.







PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN


A.    PERMASLAHAN PENDUDUK INDONESIA
        1.    Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
               a.    Jumlah Penduduk Besar
                   Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan          karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
                   1)     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
                   2)     Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
                            Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
                            besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
                 1)     Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan    pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih                    banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
               2)    Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas   sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
             b.    Pertumbuhan Penduduk Cepat
         Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
                   a.    Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
                           kemampuan peningkatan produksi.
                   b.    Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
                   c.    Persebaran Penduduk Tidak Merata
       Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
          kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
          2.     Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
                a.    Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
                    Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih         tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
                      1)Angka Kematian
                      2)Angka Harapan Hidup
           Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
                b.    Tingkat Pendidikan yang Rendah
                       Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.
               c.    Tingkat Kemakmuran yang Rendah
                      Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
B.    DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
        Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
      1.    Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
       2.    Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
C.    UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
    Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
        1.    Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
        2.    Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
               a.    Program Transmigrasi
               b.    Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
        3.    Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
               a.    Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
               b.    Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
         4.    Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
                a.     Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
                b.    Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
                c.    Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru) di lembaga pendidikan milik    pemerintah
                d.    Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
                e.    Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga pemerintah
         5.    Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:
                a.    Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi,  baik PMDN ataupun PMA.
                b.    Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
                c.    Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.







Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi



Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
1971-1980 1980-1990 1990-2000
Nanggroe Aceh Darussalam 2.93 2.72 1.46
Sumatera Utara 2.6 2.06 1.32
Sumatera Barat 2.21 1.62 0.63
R i a u 3.11 4.3 4.35
J a m b i 4.07 3.4 1.84
Sumatera Selatan 3.32 3.15 2.39
B e n g k u l u 4.39 4.38 2.97
L a m p u n g 5.77 2.67 1.17
Kep. Bangka Belitung
0.97
DKI Jakarta 3.93 2.42 0.17
Jawa Barat 2.66 2.57 2.03
Jawa Tengah 1.64 1.18 0.94
DI Yogyakarta 1.1 0.57 0.72
Jawa Timur 1.49 1.08 0.7
Banten
3.21
B a l i 1.69 1.18 1.31
Nusa Tenggara Barat 2.36 2.15 1.82
Nusa Tenggara Timur 1.95 1.79 1.64
Kalimantan Barat 2.31 2.65 2.29
Kalimantan Tengah 3.43 3.88 2.99
Kalimantan Selatan 2.16 2.32 1.45
Kalimantan Timur 5.73 4.42 2.81
Sulawesi Utara 2.31 1.6 1.33
Sulawesi Tengah 3.86 2.87 2.57
Sulawesi Selatan 1.74 1.42 1.49
Sulawesi Tenggara 3.09 3.66 3.15
Gorontalo
1.59
Maluku 2.88 2.79 0.08
Maluku Utara
0.48
Papua 2.67 3.46 3.22
INDONESIA 2.31 1.98 1.49
Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur


1 comment: