Tuesday, May 28, 2013

Perkembangan penduduk Indonesia


Perkembangan penduduk Indonesia
         Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2000 ke tahun 2012 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2000 sampai 2012.
          Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi. 
           Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan.  Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk dikemudian hari (misal Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).
         Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya:   
Dimana
P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
       Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase  jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus: P = Poekt
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode.
Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap “kurang penduduk” bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi. Saat ini percepatan pertumbuhan penduduk mencapai 1,3 persen per tahun. Ini sudah mencapai titik yang membahayakan dan harus segera ditekan dengan penggalakan program Keluarga Berencana (KB).
Jika upaya mengatasi laju pertumbuhan penduduk ini tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka mustahil sasaran perbaikan kesejahteraan rakyat dapat tercapai.oleh karena itu kita memerlukan terobosan-terobosan baru untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk me lalui  program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah,seperti Keluarga Berencana (KB). Bahkan Presiden pun ikut mengajak
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dan Pemda serta LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk meningkatkan sosialisasi penyuluhan KB.Sebab itu, Presiden SBY meminta agar seluruh pejabat melibatkan diri untuk mendukung program KB agar benar-benar berhasil, sehingga masa depan masyarakat Indonesia menjadi cerah, karena berapa pun pertumbuhan ekonomi yang dicapai jika pertumbuhan penduduk terus membengkak, maka kesejahteraan rakyat tidak akan pernah berhasil.Presiden juga mengatakan, pembangunan masyarakat Indonesia perlu memprioritaskan kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan, seperti anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar,dan masih banyak contoh lainnya.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Sjarief menyatakan, Indonesia harus segera mengerem laju pertumbuhan penduduk. Maklum, saat ini laju pertumbuhan penduduk Indonesia memang cukup tinggi, yakni 2,6 juta jiwa per tahun. “Jika ini tidak diatasi, maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk,” kata Sugiri, kemarin.
Tahun ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 230,6 juta jiwa. Tanpa KB, 11 tahun lagi atau pada 2020, penduduk Indonesia akan mencapai 261 juta manusia. Tetapi jika KB berhasil menekan angka laju pertumbuhan 0,5% per tahun, maka jumlah penduduk 2020 hanya naik menjadi sekitar 246 juta jiwa. Ini berarti KB bisa menekan angka kelahiran sebanyak 15 juta jiwa dalam 11 tahun, atau 1,3 juta jiwa dalam setahun.
Jika penurunan laju pertumbuhan penduduk sebanyak itu bisa tercapai, berarti negara bisa menghemat triliunan rupiah untuk biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Selain itu, dengan jumlah kelahiran yang terkendali, target untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan ibu dan anak, pengurangan angka kemiskinan, dan peningkatan pendapatan per kapitan dapat lebih mudah direalisasikan.
Sugiri memaparkan, pada 2006 rata-rata angka kelahiran mencapai 2,6 anak per wanita subur. Angka tersebut tidak berubah pada 2007, sedangkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata masih 2,6 juta jiwa per tahun. Untuk bisa menekan angka kelahiran sampai 1,3 juta jiwa setahun, BKKBN menargetkan tahun ini peserta KB baru dari keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera mencapai 12,9 juta keluarga.
Sugiri mengakui, pelaksanaan Progam KB kini kurang berdenyut seperti era Orde Baru. Pasalnya, di era otonomi saat ini, pemerintah daerah yang jadi ujung tombak pelaksanaan program justru loyo. Selain itu, BKKBN juga kekurangan petugas lapangan. Saat ini KB didukung oleh 22.000 petugas, “Kami butuh 13.000 penyuluh lagi”.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk indonesia adalah sebagai berikut:
1.kelahiran
2.kematian
3.perpindahan penduduk(migrasi)
Migrasi ada dua,migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk(imigrasi),dan yang dapat mengurangi jumlah penduduk disebut imigrasi keluar(emigrasi).
a.    Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
-       Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
-       Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
-       Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
-       Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
-       Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar. Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
-       Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
-       Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
-       Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
-       Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
-       Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
b.    Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya angka kematian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung kematian(pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
1.    faktor pendukung kematian(pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
2.    faktor penghambat kematian(anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
         Jumlah Penduduk Indonesia dari tahun 2000-2010
         
             Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000-2010 lebih tinggi dibanding periode 1990-2000.
"Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010 mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi dibanding periode 1990-2000 yang hanya mencapai 1,45 persen," kata Sekretaris Utama BPS, Suryamin dalam seminar sosialisasi awal hasil Sensus Penduduk 2010 di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia pada 2010 mencapai 237,56 juta orang yang terdiri dari 119,51 juta orang laki-laki dan 118,05 juta orang perempuan.
"Sex ratio mencapai 101 artinya jumlah laki-laki satu persen lebih banyak dari perempuan,.
Ia menyebutkan, distribusi penduduk belum merata karena masih terkonsentrasi di Jawa dan Madura yang mencapai 57 persen.
            Hasil Sensus Penduduk 2010 menempatkan posisi Indonesia di urutan keempat dalam jumlah penduduk setelah China, India, dan USA.
BPS mencatat bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia dalam 20 tahun terakhir sudah mengalami penurunan namun pada 2000-2010 ada kecenderungan naik.
            Laju pertumbuhan penduduk pada 1930-1961 mencapai 2,15 persen, pada 1961-1971 mencapai 2,13 persen, 1971-1980 mencapai 2,32 persen, dan tahun 1980-1990 mencapai 1,97 persen.
            Berdasar Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Propinsi NAD mencapai 4,48 juta orang, Sumut 12,98 juta orang, Sumbar 4,84 juta orang, Riau 5,54 juta, Jambi 3,09 juta, Sumsel 7,45 juta, Bengkulu 1,72 juta, Lampung 7,6 juta, Kep. Babel 1,22 juta, Kepri 1,69 juta.
Kemudian DKI Jakarta 9,59 juta, Jabar 43,02 juta, Jateng 32,38 juta, Yogyakarta 3,46 juta, Jatim 37,48 juta, Banten 10,64 juta, Bali 3,89 juta, NTB 4,5 juta, NTT 4,68 juta, Kalbar 4,39 juta, Kalteng 2,2 juta, Kalsel 3,63 juta, dan Kaltim 3,55 juta orang.
           Jumlah penduduk Sulut 2,27 juta, Sulteng 2,63 juta, Sulsel 8,03 juta, Sultera 2,23 juta, Gorontalo 1,04 juta, Sulbar 1,16 juta, Maluku 1,53 juta, Malut 1,04 juta, Papua Barat 0,76 juta, dan Papua 2,85 juta orang.
           Laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada periode 2000-2010 tercatat di Papua yang mencapai 5,46 persen dan terendah di Jawa Tengah yang hanya 0,37 persen.

Wednesday, May 8, 2013

kependudukan di Indonesia

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan kalau tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.

"Tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso

Angka yang cukup tinggi ini dinilai Sudibyo disebabkan oleh beberapa faktor penting. Menurut Sudibyo, situasi kependudukan Indonesia dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Dinamika.

Secara Kualitas, Sudibyo menilai bukan hanya pengaruh jumlah saja yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk tetapi juga secara struktur dan penyebaran.

"Jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 sekitar 230 juta jiwa. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penduduk bukan hanya berdasarkan faktor jumlah tapi juga struktur dan persebaran," jelas Sudibyo.

Struktur ini dipengaruhi oleh Triple Burden, yaitu jumlah usia sekolah dan balita sebesar 28,87%, angkatan kerja 63,54%, dan lansia (lanjut usia) mencapai 7,59%. Sudibyo menilai kalau jumlah ini akan terus meningkat terutama lansia yang saat ini sudah menembus angka 17 juta jiwa.

Kemudian, faktor lainnya dalam kuantitatif adalah pesebaran. Menurut Sudibyo, penyebaran penduduk Indonesia masih terfokus di pulau Jawa.

"Penyebaran penduduk Indonesia masih menggunakan data sensus tahun 2010, masih konsen di pulau Jawa. Walaupun otonomi sudah dilakukan selama 10 tahun sejak tahun 2000 hingga 2010, hanya sekitar 2% orang Jawa yang pergi keluar pulau lain seperti Papua dan Sumatera," jelas Sudibyo yang ditemui di Kantor BKKBN, Senin (25/2/2013).

Sementara itu, faktor lainnya selain kuantitas adalah kualitas yang mencakup kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.

"Hal ini juga penting karena Indonesia masih berada di urutan 124 dari 187 untuk kualitas Sumber Daya Manusia," ungkapnya.

Setelah mengetahui faktor tersebut, Sudibyo menyampaikan kalau masalah dalam kependudukan di Indonesia ini adalah tingkat fertilitas dan mortalitas yang masih stagnan.

"Angka kelahiran dan kematian bayi yang terus meningkat tidak sejalan dengan pasangan yang menggunakan program Keluarga Berencana," jelasnya.

Hal ini dibuktikan dengan data unmeet need (kenaikan jumlah pasangan yang sudah tidak ingin menggunakan KB lagi, tapi fasilitasnya tidak terlayani dengan baik). Kenaikan ini menurut Sudibyo untuk di Jakarta masih tinggi.







PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN


A.    PERMASLAHAN PENDUDUK INDONESIA
        1.    Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
               a.    Jumlah Penduduk Besar
                   Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan          karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
                   1)     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
                   2)     Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
                            Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
                            besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
                 1)     Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan    pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih                    banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
               2)    Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas   sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
             b.    Pertumbuhan Penduduk Cepat
         Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
                   a.    Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
                           kemampuan peningkatan produksi.
                   b.    Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
                   c.    Persebaran Penduduk Tidak Merata
       Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
          kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
          2.     Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
                a.    Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
                    Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih         tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
                      1)Angka Kematian
                      2)Angka Harapan Hidup
           Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
                b.    Tingkat Pendidikan yang Rendah
                       Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.
               c.    Tingkat Kemakmuran yang Rendah
                      Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
B.    DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
        Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
      1.    Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
       2.    Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
C.    UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
    Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
        1.    Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
        2.    Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
               a.    Program Transmigrasi
               b.    Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
        3.    Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
               a.    Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
               b.    Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
         4.    Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
                a.     Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
                b.    Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
                c.    Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru) di lembaga pendidikan milik    pemerintah
                d.    Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
                e.    Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga pemerintah
         5.    Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:
                a.    Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi,  baik PMDN ataupun PMA.
                b.    Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
                c.    Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.







Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi



Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
1971-1980 1980-1990 1990-2000
Nanggroe Aceh Darussalam 2.93 2.72 1.46
Sumatera Utara 2.6 2.06 1.32
Sumatera Barat 2.21 1.62 0.63
R i a u 3.11 4.3 4.35
J a m b i 4.07 3.4 1.84
Sumatera Selatan 3.32 3.15 2.39
B e n g k u l u 4.39 4.38 2.97
L a m p u n g 5.77 2.67 1.17
Kep. Bangka Belitung
0.97
DKI Jakarta 3.93 2.42 0.17
Jawa Barat 2.66 2.57 2.03
Jawa Tengah 1.64 1.18 0.94
DI Yogyakarta 1.1 0.57 0.72
Jawa Timur 1.49 1.08 0.7
Banten
3.21
B a l i 1.69 1.18 1.31
Nusa Tenggara Barat 2.36 2.15 1.82
Nusa Tenggara Timur 1.95 1.79 1.64
Kalimantan Barat 2.31 2.65 2.29
Kalimantan Tengah 3.43 3.88 2.99
Kalimantan Selatan 2.16 2.32 1.45
Kalimantan Timur 5.73 4.42 2.81
Sulawesi Utara 2.31 1.6 1.33
Sulawesi Tengah 3.86 2.87 2.57
Sulawesi Selatan 1.74 1.42 1.49
Sulawesi Tenggara 3.09 3.66 3.15
Gorontalo
1.59
Maluku 2.88 2.79 0.08
Maluku Utara
0.48
Papua 2.67 3.46 3.22
INDONESIA 2.31 1.98 1.49
Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur